Perlahan namun pasti, Ricardo Kaka mulai berhasil menghapus mimpi buruk dua musim terakhir bersama Real Madrid ketika dirinya lebih sering meringkuk di ruang terapi ketimbang beraksi di lapangan.
Pada musim panas lalu, keadaan ini dikabarkan membuat manajemen Los Merengues siap melegonya, tapi playmaker Brasil itu ngotot bertahan. Keteguhan hatinya pun berbuah manis.
Pada musim panas lalu, keadaan ini dikabarkan membuat manajemen Los Merengues siap melegonya, tapi playmaker Brasil itu ngotot bertahan. Keteguhan hatinya pun berbuah manis.
Di start kampanye 2011/12 ini, Kaka menunjukkan performa impresif guna membuktikan dirinya bukan pembelian gagal di Santiago Bernabeu. Namun, pemain 29 tahun yang ditransfer dari AC Milan seharga €68,5 juta itu ogah menuai pujian sendirian.
Suami Caroline Celico ini mengaku kebangkitannya tak terlepas dari peran krusial seorang Jose Mourinho, pelatih El Real yang tak pernah melunturkan kepercayaan terhadapnya.
"Saya hanya dapat mengatakan hal-hal baik tentang Mourinho," tutur Kaka kepada Real Madrid TV.
"Ia punya semua alasan [untuk melepas saya], ia bisa saja berpikir, 'Seorang pemain yang memiliki tanggung jawab besar di pundaknya tak bermain baik, kami akan menjualnya dan mendatangkan pemain baru untuk mengisi tempatnya, toh dia bukan pemain rekrutan saya'."
"Tapi pada akhirnya, ia justru selalu membantu saya. Hal yang normal di sepakbola bila seorang pelatih memiliki kepercayaan para para pemainnya, tapi kepercayaan diri didapat di lapangan dan saat latihan," papar Kaka.
"Saya percaya sekarang saya mulai mendapatkan kepercayaan pelatih, sedikit demi sedikit. Itu amat sulit karena sesi latihan sempat menjadi bencana buat saya."
"Itu tak pernah menjadi problem baginya, tapi masalah buat saya sendiri. Dan pada akhirnya ia selalu berada di samping saya, membantu saya dan mengatakan kepada saya agar tetap tenang dan sabar."
Pengoleksi 82 penampilan untuk Brasil ini pun sedikit curhat tentang betapa berat periode usai cedera yang dialaminya, tapi ia bekerja sangat keras mengatasinya.
"Saya sempat menangis beberapa kali karena saya tak dapat melihat alasan kenapa keadaan tak berpihak kepada saya. Saya berusaha melakukan hal-hal yang dilakukan atlet pada umumnya, seperti tidur cukup dan mengurus diri sendiri."
"Terkadang, setelah sebuah pertandingan, saya berlatih sendirian sesampainya di rumah hanya untuk mengecek apakah saya dapat mengembalikan performa saya."
"Sepakbola saat ini amat menuntut kekuatan fisik, para pemain lawan akan memangsa Anda bila Anda tak siap. Sekarang saya menuai ganjaran sepadan dari kerja keras itu."
No comments:
Post a Comment